NAMA : Riska Dwi K.
NIM :
125010874
DOSEN : Maulita Cut Nuria, M.Sc, Apt.
PROSES
PEMBUATAN EKSTRAK KULIT JENGKOL
A. TUJUAN
1.
Dapat memahami dan dapat melakukan
ekstraksi kulit buah jengkol dengan metode maserasi.
2.
Menafaatkan limbah buah jengkol.
B.
MANFAAT
1.
Menambah informasi ilmiah
khususnya tentang pembuatan ekstrak kulit jengkol
2.
Sebagai masukan bagi masyarakat
bahwa terdapat peluang untuk memanfaatkan berbagai bahan yang selama ini
dianggap tidak berguna menjadi berguna sekaligus bernilai ekonomis.
C.
METODE
Metode yang
digunakan dalam proses ekstraksi kulit buah jengkol adalah metode maserasi.
Prinsip maserasi adalah ekstraksi yang aktif yang dilakukan dengan cara
merendam simplisia dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada
temperatur kamar yang terlindung dari cahaya. Pelarut akan masuk kedalam sel
tanaman melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel. Larutan
yang konsentrasinya tinggi akan terdesan keluar dan diganti oleh pelarut dengan
konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan berlangsung sampai
terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan di luar sel (Ansel,
1989).
Maserasi biasanya
dilakukan pada temperatur 15
̊- 20 ̊C dalam waktu selama 3
hari sampai bahan-bahan yang larut melarut (Ansel, 1989). Pada umumnya maserasi
dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan yang cocok,
dimasukan kedalam bejana kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup
dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya, sambil diaduk berulang.
Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas. Pada ampas ditambah cairan penyari
secukupnya, diaduk dan diserkai hingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100
bagian. Bejana ditutup dan dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya,
selama 2 hari kemudian endapan dipisahkan. Pelarut dalam proses maserasi akan
memberikan efektifitas yang tinggi dalam memperhatikan kelarutan senyawa bahan
alam dalam pelarut tersebut. Secara umum, pelarut metanol merupakan pelarut
yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam
karena dapat melarutkan metabolit sekunder.
D. ALAT
DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan dalam
ekstraksi ini adalah gunting, wadah kaca, rotary evaporator, corong, kertas saring,
labu takar, kerry pulsatron, alumunium foil.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam
proses ekstraksi kali ini adalah kulit buah jengkol, dengan pelarut metanol.
E. CARA
KERJA
Dalam ekstraksi pembuatan ekstrak
kulit buah jengkol hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kulit
buah jengkol. Kulit buah jengkol dipisahkan dari buahnya dan dipotong kecil
secara melintang. Setelah mencapai jumlah yang diinginkan lalu dikeringkan
ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Pastikan semua bagian
kering merata, pengeringan ini membutuhkan waktu 4 hari. Lakukan proses
penyortiran pada kulit buah jengkol yang telah kering untuk memisahkan dari
zat-zat pengotor. Siapkan wadah kaca dan dicuci hingga bersih. Masukan kulit
buah jengkol yang telah disortasi kedalam wadah kaca, tambahkan pula metanol
70% sebagai pelarut. Wadah ditutup rapat lapisi pula dengan alumunium foil lalu
disimpan dalam kerry pulsatron selama 3 hari. Saring dengan kertas saring untuk
memisahkan antara cairan dengan ampasnya.
Selanjutnya digunakan alat bernama
rotary evaporator, prinsip utama alat ini terletak pada penurunan tekanan
sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik didihnya. Ekstrak cair
dimasukkan kedalam labu alas bulat dengan volume 2/3 bagian dari volume labu alas
bulat yang digunakan. Kemudian waterbath dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut.
Setelah suhu tercapai, labu alas bulat yang telah terisi ekstrak cair dipasang
dengan kuat pada ujung toror yang menghubungkan dengan kondensor. Aliran air
pendingin dan pompa vakum dijalankan. Kemudian tombol rotor diputar dengan
kecepatan tertentu. Proses penguapan ini dilakukan hingga sudah tidak ada lagi
pelarut yang menetes pada alas bulat penampung.
Setelah proses selesai maka akan
didapatkan ekstrak kulit buah jengkol. Ekstrak tersebut ditempatkan pada wadah
yang sesuai dan tertutup rapat.
F. HASIL
Dari proses ekstraksi kulit buah
jengkol dengan metode maserasi dan pelarut metanol diperoleh hasil berupa
ekstrak kental.
G. KESIMPULAN
Proses ekstraksi kulit buah jengkol
kali ini dilakukan dengan metode maserasi karena metode ini dinilai mudah dan
sederhana serta alat yang dipakai mudah didapat. Pelarut yang digunakan adalah
metanol 70% karena pelarut ini melarutkan metabolit sekunder. Setelah melalui
semua proses didapatkan ekstrak kental dari kulit buah jengkol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar